Assalaamu'alaykum,...
Selamat malam, salam sejahtera dibulan yang penuh berkah ini, yakni bulan suci ramadhan.
Dalam ulasan kali ini, penulis akan mengulas dan berbagi sedikit cerita singkat mengenai titik akhir usia.
Dari Ibnu Umar berkata, "Ketika aku bersama Rasulullaah, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar. Setelah mengucapkna salam kepada Nabi, dia bertanya, "Ya Rasulullaah, siapakah orang mukmin yang paling utama?" Rasulullaah SAW menjawab, Yang paling baik akhlaknya". Laki-laki itu bertanya kembali, "Lalu siapakah orang mukmin pertama yang paling cerdas?" Rasulullah bersabda :"Yaitu orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling banyak mempersiapkan bekal untuk hari kemudian, itulah orang cerdas". (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).
Setiap orang pasti akan berjumpa dengan kematian, namunapakah sama cara kematian setiap orang?. Apakah sama orang yang meninggal dalam keadaan beribadah dengan orang yang meninggal dalam keadaanmaksiat? tentunya tidak sama. Orang yang meninggal dalam keadaan baik disebut sebagai husnul khatimah, sedangkan yang meninggal dalam keadaan buruk disebut su'ul khatimah.
Betapa banyak orang yang dalam fase hidupnya berawal dengan kebaikan namun dipenghujung usianya berakhir dengan keburukan. Sebaliknya ada juga yang fase hidupnya berawal dari kelalaian namun di fase hidup pertengahan ataupun penghujung usianya berisi kebaikan. Titik akhir usia kita adalah penentu keselamatan kita diakhirat kelak, maka kita perlu menyiapkan langkah-langkah menuju fase tersebut. Diantar langkah yang perlu dijalankan untuk mencapai titikakhir yang husnul khatimah diantaranya adalah :
1. Memperbanyak Bekal ketaatan.
Sebagaimana disampaikan dalam hadist diatas, orang yang cerdas itu adalah orang yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan 'bekal' untuk menghadapinya. Disampaikan dalam Al-Qur'an, "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLAAH dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah kamu sekali-kali mati melainkan dalam keadaan beragama islam. "(QS. Al Imran : 102). Jadi bekal yang dimaksud adalah iman dan taqwa. Dalam ayat tadi disampaikan bahwa jangan mati melainkan dalam keadaan Islam, bukan artinya sekedar memeluk agama Islam, namun dalam ayat tersebut didahului oleh kata beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Taqwa sendir secara sederhana berarti menjalankan perintah ALLAAH dan menjauhi yang dilarang ALLAAH.
2. Beristiqamah dalam ketaatan dan bertaubat.
Agar bisa beristiqamah, maka langkahnya sebagaimana ada dalam syair ,yang populer yakni tombo ati (obatnya hati), Baca Qur'an dan maknanya, Shalat malam, Berkumpul dengan orang shaleh, Puasa, Dzikir. Selain beristiqamah dalam ketaatan, juga perlu beristiqamah dalam taubat karena terkadang meski berusaha taat, terkadang sebagai manusia kita sering terpeleset, untuk itu kita mesti bersegera dalam bertaubat agar jangan sampai kesalahan menjadi membelenggu dan menyebabkan tidak bisa melafadzkan Syahadat ketika meninggal kelak.
3. Berdo'a agar dikaruniai husnul khatimah.
Banyak sekali do'a yang diajarkan para guru, para ulama untuk mendapatkan husnul khatimah ini misalakan do'a, "Yaa ALLAAH, jadikanlah sebaik-baiknya umurku adalah di akhir hidupku, dan jadikanlah sebaik-baik hariku adalah hari ketika berjumpa dengan-Mu".
Demikianlah sekilas ulasan mengenai cara mempersiapkan titik akhir usia kita dengan baik. Penulispun masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik ALLAAH yang maha kuasa. Rasulullaah pernah menyampaikan bahwa "kematian seseorang adalah sesuai dengan kebiasaannya". Maka jika kita ingin meninggal dalam keadaan shalat, perbanyak shalat dan sebagainya. Semoga kita tergolong orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Salam -UG-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar